Rabu, 29 Mei 2013

Fenomena PILKADA Malang, Jatim

Sebagaimana diketahui masyarakat kota Malang mempunyai hajat besar, yakni memilih pemimpin mereka (walikota dan wakil wali kota) periode 2013-2018 menggantikan Walikota Drs. Peni Suparto, M.AP yang sudah menjabat selama dua periode. Pemilihan yang dilakukan pada 23 Mei 2013 ini kemaren. Sesuai dinamika yang terjadi hajatan politik lima tahunan tersebut juga menyajikan fenomena yang menarik untuk dikaji sejenak secara akademik.
Pertama, selain memasang foto di hampir semua tempat-tempat strategis dan di ruang-ruang publik, semua calon membuat singkatan nama calon dan pasangannya. Misalnya, Dwi Cahyono-Nuruddin disingkat “DWI-UDDIN”, pasangan Achmad Mujais-Yunar Mulya disingkat “RAJA” , pasangan Moch. Anton-Sutiaji disingkat  “AJI”, Heri Pudji Utami dan Sofyan Edi Jarwoko (disingkat DaDi), pasangan Sri Rahayu-Priyatmoko Oetomo disingkat SR-MK, dan pasangan Agus Dono-Arif H.S disingkat “DOA”. Tujuannya tidak lain adalah untuk memudahkan diingat dan lebih komunikatif. Tanpa disadari  atau tidak, para pelaku politik di kota Malang  telah memanfaatkan kekuatan bahasa dan simbol sebagai piranti menggapai kekuasaan dan tidak semata menggunakan sumber ekonomi sebagai instrumen utama. Di balik singkatan, slogan dan wara serta bentuk pakaian para politisi terdapat suatu konsep yang bekerja di dalam suatu sistem politik, khususnya dalam ranah komunikasi politik. Dari sisi komunikasi politik, di antara singakatan nama para calon, singkatan DOA (Agus Dono dan Arif H.S) yang paling efektif, karena mudah mengingatnya.
Kedua, semua calon  membuat slogan-slogan sesuai visi, dan misi yang diperjuangkan lengkap dengan warna dan model pakaian masing-masing. Misalnya, pasangan Heri Pudji Utami dan Sofyan Edi Jarwoko memilih jargon Pas Manteb, pasangan Dwi Cahyono-Nuruddin memilih “Blak-Blakan APBD” sebagai jargon, pasangan Sri Rahayu-Priyatmoko Oetomo memilih “Saatnya Kota Malang Lebih Baik”, sedangkan pasangan M.Anton dan Sutiaji memilih jargon “Peduli Wong Cilik”. Jargon terakhir ini sudah sangat sering dipakai oleh para calon kepala daerah, sehingga tidak lagi memiliki daya tarik.
Dibanding yang lain, berdasarkan daya tarik dan isinya, jargon pasangan  Dwi Cahyono-Nuruddin yakni “Blak-Blakan APBD” menarik untuk dikaji. Ketika menjadi panelis debat publik cawali dan cawawali Malang Sabtu, 9 Maret 2013 lalu yang bertemakan pendidikan, maksud jargon tersebut dan apa pandangan mereka tentang APBD selama ini. Pasangan tersebut menjawab selama ini masyarakat buta tentang APBD atau memang sengaja dibutakan mengenai jumlah riel, untuk apa, di mana saja tempatnya dan digunakan untuk apa saja, serta apa hasilnya. Menurut pasangan ini, rakyat wajib mengetahui semua mengenai APBD. Dengan “Blak-Blakan APBD”, pasangan ini menginginkan transparansi dan akuntabilitas penggunaan APBD.  Rakyat perlu diberi kesempatan bertanya apa saja mengenai APBD. Sebab, selama ini di mata pasangan ini eksekutif tidak transparan mengenai APBD. Jaman sudah berubah. Rakyat wajib tahu semua anggaran yang dikelola pemerintah. Menurut saya, jargon pasangan-pasangan yang lain tidak cukup memiliki resonansi yang mampu menggerakkan dan menggetarkan hati para peminat pilkada Malang.
Begitu juga cawali Heri Pudji Utami yang selalu menyebut dirinya Bundanya Arek Malang bermaksud menyajikan dirinya sebagai seorang ibu yang siap melayani kebutuhan anaknya. Pilihan kata “Bunda” juga tidak lepas dari perannya selama ini sebagai istri walikota saat ini. Seperti halnya Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang hingga kini menyebut dirinya Pak De, dengan “Bunda”nya Heri Pudji Utami ingin membangun relasi yang lebih dekat dengan rakyat dan siap melayani serta menerima keluhan warganya, layaknya  seorang ibu.  Sebutan Pak De untuk Soekarwo ternyata menjadi piranti komunikasi politik yang sangat ampuh untuk mendekatkan jarak antara pemimpin dengan rakyat. Kemana-mana Soekarwo selalu menyebut dirinya Pak De-nya semua warga Jawa Timur. Di forum resmi, Soekarwo biasa menggunakan sebutan Pak De, dan terasa lebih komunikatif di telinga masyarakat Jawa Timur.
Kembali ke pembahasan di atas, semua yang ditampilkan para calon walikota dan wakilnya merupakan strategi politik untuk menggapai kekuasaan. Masyarakat tidak perlu terkecoh dengan semua itu. Semua visi, misi, jargon dan atribut-atribut politik para calon hakikatnya adalah janji-janji politik yang tentu saja masih perlu ditunggu realisasinya. Pada akhirnya, pilihan warga berpulang pada hati nurani masing-masing. Sekarang tergantung pada para calon itu sendiri untuk bisa menentukan pilihan mereka.
Kemenangan mutlak yang dicapai oleh pasangan Abah Anton ini mempunyai keistimewaan tersendiri, kemurahan hati kader NU yang dikenal tidak banyak berjanji ini telah mampu menciptakan fanatisme khusus, utamanya di kalangan muslimat yang selama beberapa kali berlangsungnya Pilkada baik Kota Malang maupun Jatim ini memang terbukti manjadi basis utama pemilih yang mampu memenangkan Pilkada

Rabu, 02 Januari 2013

What it TAXES....???


Urusan pajak merupakan panggilan zaman yang tunduk pada hukum alam dan tidak seorangpun memiliki cukup kekuatan untuk menghindar. Arah kebijakan pemerintah yangyang menitikberatkan penerimaan pajak untuk tidak  mengandalkan sumber daya alam dan pinjaman asing sebagai sumber pembiayaan negara merupakan manifestasi panggilan zaman tersebut. anda sebagai negara sekaligus wajib pajak memikul tanggung jawab untuk ikut menanggung beban pajak.
                Bagi setiap warga negara, urusan pajak seharusnya menjadi bagian manajemen keuangan pribadi atau keluarga. Atau bahkan terintgrasi sebagai bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Kesadaran perpajakan seharusnya berada di atas, atau setidaknya, tumbuh bersama dengankesadaran menggapai kemapanan finansial. Di tandai dengan maraknya pemanfaatan jasa konsultan keuangan dan investasi, kesadaran untuk mencapai kemerdekaan finansial  telah tumbuh pesat terutama di kalangan menengah ke atas. Banyak buku-buku panduan yang ditulis maupun seminar yang diselenggarakan oleh pakar keuangan yang berkecimpung dalam hal itu. Namun sangat jarang yang mengintegrasikan faktor manajemen pajak dalam manajemen keuangan =. Padahal manajemen pajak merupakan bagian tak terpisahkan dari manajemen keuangan. Siapa yang menginginkan kemerdekaan finansial , maka harus tuntas dengan urusan pajaknya. Karena kapan tersandung masalah pajak, perencanaan keuangan yang telah disusun bisa hancur berantakan.
                Yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa masalah urusan pajak bukan lagi monopoli akuntan atau konsultan pajak. Setiap orang atau warga negara harus memiliki kemandirian perpajakan. Seharusnya pengetahuan pajak diajarkan mulai dari bangku sekolah dasar sehingga setiap warga negara memiliki kesadaran pajak sejak dini. Sayangnya, ituk tidak terjadi.
                Untuk memahami masalah perpajakan, kita semua bisa membaca n mempelajari buku perpajakan. Hanya saja, buku-buku perpajakan yang beredar terlalu literlict dengan menggunakan bahasa hukum, bahkan kadang kala hanya restatement ketentuan pasal-pasal dalam undang-undang perpajakan. Atau terlalu teknis, sehingga, bagi sementara kalangan , sangat sulit dimengerti dan cenderung membosankan. Sementara jika anda langsung mengacu pada pasal demi pasal peraturan perpajakan, juga tidak berdampak banyak jika anda tidak memiliki konsepsi atau fundamen kerangka pemikiran pajak yang solid.

Mungkin terdapat beberapa langkah atau sistematika dalam memahami dan menuntaskan urusan pajak. Yaitu, pemahaman ketentuan perpajaka, identifikasi kuadran penghasilan, pemahaman kewajiban perpajakan, pemahaman hak perpajakan, perencanaan pajak (tax planning) dan belajar dari pengalaman.
                Langkah pertama adalah pemahaman ketentuan perpajakan secara umun. Langkah ini merupakan peta perjalanan yang memberi Anda gambaran jalan yang hendak dilalui; yaitu memberi Anda pedoman untuk memahami ketentuan perpajakan. Fokus utama pembahasan dalam bagian ini adalah membangun kerangka berpikir untuk memahami perpajakan. Penekanana lebih besar diarahkan kepada konsep penghasilan umum dan khusus. Pembedaan ini penting karena tanpa disadari konsep ini yang secara tidak langsung menjadi  tembok penghambat seorang sukar menguasai perpajakan.
                Langkah kedua: titik start, awal keberangkatan. Dalam suatu perjalanan, terdapat dua titik yang perlu dioerhatikan, yaitu titik keberangkatan dan titik tujuan. Langkah kedua ini membantu anda mengenal posisi start, yaitu kondisi saat ini; dimana Anda berdiri dan darimana Anda mulai melangkah. Pengenalan kondisi awal mempermudah dalam menentukan jalur mana yang dipilih, sarana apa yang digunakan dan bagaimana kendaraan dioperasionalkan. Dalam dunia perpajakan, kondisi awal ini ditentukan oleh karakter penghasilan. Di sini, terdapat kuadran wajib pajak yang disusun berdasarkan pengklasifikasian penghasilan dari perspektif sumber penghasilan (cashflow). Setiap kuadran memiliki tingkat kerumitan rute masing-masing.
                Langkah ketiga dan keempat adalah kewajiban dan hak perpajakan yang merupakan rambu-rambu, aturan main, atau rule of the game. Langkah ini penting agar tidak salah jalan  dan tidak melanggar rambu-rambu lalu lintas. Dalam menjelajahi ‘kota’ perpajakan, anda banyak menjumpai kewajiban-kewajiban yang harus ditunaikan. Hal ini tidak mengherankan, mengingat hakikat pajak itu sendiri adalah kewajiban warga negara. Nah, pada langkah ketiga ini, Anda disodori kewajiban yang mesti dipenuhi berikut kiat-kiat menuntaskannya. Buku ini berusaha mengikhtisarkan kewajiban-kewajiban tersebut disertai petunjuk yang detail.
                Sebagai penyeimbang dari kewajiban-kewajiban yang disajikan dalm langkah ketiga, langkah keempat akan menguraikan hak wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya. Walaupun banyak literatur yang menyinggung hak dan kewajiban perpajakan, bahkan undang-undang pajak sendiri sebagai sumber hukum pajak banyak menyinggung hak wajib pajak, namun tidak banyak yang tahu haknya secara detail. Belum ada literatur yang benar-benar memberi hak wajib pajak secara gamblang. Langkah keempat ini menguraikan hal-hal yang menjadi hak wajib pajak atau yang seharusnya diperoleh wajib pajak dalam berhubungan dengan administrasi perpajakan. Pemenuhan akan hak-hak ini penting sebagai pedoman mengenai apa yang bisa dituntut wajib pajak dalam menuntaskan urusan perpajakannya. Secara keseluruhan bisa dikatakan bahwa penuntasan urusan pajak sangant bergantung pada pemenuhan hak dan kewajian perpajakan.
                   Langkah kelima adalah strategi pencapaian tujuan secara efisien dan efektif, yaitu perencanaan pajak. Dalam suatu perjalanan, pemilihan metode dan rute sangat menetukan efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan. Tidak jarang dalam suatu rute ada shortcut atau jalan pintas yang mempercepat sampai tujuan sekaligus mengurangi biaya. Perencanaan pajak dapat berjalan efektif bila wajib pajak memahami ketentuan perpajakan terutama terkait dengan hak dan kewajiban perpajakan. Dengan kata lain, pemahaman ketentuan perpajakan beserta pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan merupakan fundamen perencanaan pajak yang baik. Dalam bagian ini, wajib pajak disodori beragam strategi dan tekhnik perencanaan pajak yang legal tentunya, yang bisa diaplikasikan untuk memperkecil beban pajak sedemikian rupa beban pajak sam persis seperti yang dikehendaki ketentuan perpajakan, tidak kurang, tidak lebih.
                Langkah keenam merupakan informasi pendukung untuk menyelesaikan masalah yang mungkin timbul dalam perjalanan, seperti jalan berlubang atu kemungkinan tersesat, yang bisa menghambat laju perjalanan mencapai tujuan. Belajar dari pengalaman pihak lain yang telah melewati rute tersebut merupakan solusi paling bijak menghindari hal demikian. Peta dan rambu-rambu perpajakan hanya sekedar aturan formal yang tertera di atas kertas atau terpatri dalam memori publik, namun tidak seideal itu yang terjadi dalam tataran praktisnya. Untuk dapat menguasai kondisi lapangan, kita memerlukan sharing pengalaman dari pihak-pihak yang pernah melewati jalan tersebut. dengan mengetahui pengalaman orang lain, kita bisa terhindar  dari jebakan atau tersesat di jalan.
                Dalam dunia perpajakan, pengalaman orang lain banyak dijumpai di media massa, konsultasi terbuka, putusan pengadilan pajak, atau surat-surat penegasan dari otoritas pajak yang merupakaan jawaban dari permasalahan wajib pajak yang pernah ada. Pengalaman dalam dunia perpajakan adalah ‘juresprudensi’ yang bisa dijadikan landasan hukum, karena semua wajib pajak harusnya mendapat perlakuan yang sama. Karena itu, jika anda menemui suatu permasalahan perpajakan, sebaiknya cari dulu kasus serupa yang pernah dihadapi orang lain. Kita dapat mengambil pelajaran dan pegangan dari kasus-kasus yang telah lalu tentunya dengan memperhatikan kemungkinan perubahan dalam dinamika ketentuan pajak.

Perencanaan pajak....


Perencanaan pajak....

Mungkin pertama-tama dengar kalimat itu agak sedikit aneh dan janggal di pikiran kita , kenapa tidak, masalhnya pajak yang kita kenal sudah merupakan ketetapan dan kewajiban yang telah ditentukan oleh pemerintah dan negara, tapi kenapa masih ada kalimt perencanaan pajak, yaitu pajak yang intinya bisa di rencakan...
detik demi detik , n menit demi menit setelah dosen menjelaskan apa itu perencanaan pajak, sedikit demi sedikit saya memahami apa itu yang dimaksud perencanaan pajak yg sebnrnya...
jadi perencanaan pajak itu merupakan suatu trik, yg dimana tujuannya tidak lain dan tidak bukan hanyalah untuk mengefiesienkan pajak yang kita kenakan, sehingga pajak yang kita bayar dapat kita tekan se minimal mungkin, tapi tetap masih berada dalam ruang linkup peraturan perpajakn, maksudnya meskipun ada perencanaan yang seperti itu masih tetap tidak melenceng dari peraturan perpajakan yang sudah di tentukan. Namun demikian, perencanaan pajak juga dapat diartikan sebagai perencanaan pemenuhan kewajiban perpajakn secara lengkap, benar, dan tepat waktu sehingga dapat secara optimal menghindari pemboerosan sumber daya.
Makin pentingnya variabel pajak sebagai komponen yang harus diperhitungkan, membuat banyak perusahaan melakukan perencanaa pajak ( tax planning),  jadi perencannaan pajak tidak bararti penyelundupan pajak. Pada dasarnya usaha penghematan pajak berdasarkan the least and latest rule yaitu Wajib Pajak selalu berusaha menekan pajak seminimal mungkin dan menunda pembayaran selambat mungkin sebatas masih diperkenankan peraturan perpajakn.
Sebelum memutuskan dalam sistem perencanaan pajak, terlebih dahulu kita harus mengetahui tahapan- tahapan awal yang untuk melakukan perencanaan pajak. Disini terdapat beberapa tahapan perencanaan pajak yaityu:
1.      Menganalisis informasi yang ada
2.      Membuata satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak
3.      Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak
4.      Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak
5.      Memutakhirkan rencana pajak
Setelah melakukan tahapan tersebut, baru kita dapat membuat strategi dalam menentukan perencanaan pajak, yaitu sebagai berikut:

a.       Tax saving
Tax saving merupakan upaya efisiensi beban pajak melalui pemilhan alternatif pengenaan pajak dengan tarif yang lebih rendah. Misalnya, perusahaan dapat melakukan perubahan pemberiaan natura kepada karyawan menjadi tunjangan dalam bentuk uang.
b.      Tax avoidance
Tax avoidance merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek pajak. Misalnya, perusahaan yang masih mengalami kerugian, perlu mengubah tunjangan karyawan dalm bentuk uang menjadi pemberiaan natura kerana natura bukan merupakan objek pajak PPh pasal 21.
c.       Menghindari pelanggaran ats peraturan perpajakan
Dengan menguasai peraturan pajak yang berlaku, perusahaan dapat menghindari timbulnya sanksi perpajakan berupa:
-          Sanksi administrasi : denda, bunga, atau kenaikan
-          Sanksi pidana : pidana atau kurungan
d.      Menunda pembayaran kewajiban pajak
Menunda kewajiban pajak tanpa melanggar peraturan yang berlaku dapat dilakukan melalui penundaan pembayaran PPN. Penundaan ini dilakukan dengan menunda penerbitan faktur pajak keluaran hingga batas waktu yang diperkenankan, khususnya untuk penjualan kredit. Dalam hal ini, penjual  dapat menerbitkan faktur pajak pada akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan barang
e.       Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan
Wajib pajak sering kurang memperoleh informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat dikreditkan yang merupakan pajak dibayar di mukan. Misalnya, PPh pasal 21 atas impor, PPh pasal 23 atas penghasilan jasa atau sewa
f.       Pemecahan satu perusahaan menjadi beberapa perusahaan
g.      Memaksimalakan pengurangan atau potongan
Diusahakan yang dikeluarkan itu biaya fiskal, yaitu biaya yang diakui sebagai biaya oleh fiskus
h.      Pemilihan alternatif dasar pembukuan, stelsel acrual atau dan stelsel kas
i.        Dll

Sasaran perencanaan pajak
Seperti telah disinggung di muka, tujuan perencanaan pajak adalah menghemat beban pajak bserta compliance cost sehingga penghasilan setelah pajak lebih besar. Pada tataran praktis, tujuan tersebut mengejawantah dala dua sasaran operasional, yaitu minimalisasi beban pajakatau justru memaksimalkan beban pajak. Sasaran minimalisasi beban pajak tampak searah dengan tujuan pokok perencanaan pajak, yaitu untuk menghemat pajak. Pada tataran yang paling eksterm, sebagai pakar bahkan berpendapat bahwa minimalisasi beban pajak bisa sampai ke tingkat pembayaran pajak 0%, walupun dalam kenyataannya menghindari diri dari pajak sepertinya hampir mustahil.
                Sasaran maksimalisasi beban pajak sepintas tampak agak rancu dengan tujuan perencanaan pajak karena alih-alih menghemat pajak,. Tapi tunggu dulu! Memaksimalkan beban pajak hanyalah sasaran jangka pendek atau parsial. Hal ini tidak lebih sebagai upaya pergeseran beban pajak. Misalnya suatu perusahaan multinasional yang berusaha memaksimalkan pembayaran pajak di negara tertentu demi memperbesar kredit pajak di negara lain yang memperkenankan kredit pajak luar negri. Dengan menempuh cara demikian, wajib pajak dapat menggeser beban pajak dari negara dengan tarif pajak tinggi ke negara bertarif pajak rendah.
                Maksimalisasi beban pajak juga dapat diterapkan dalam hal wajib pajak berusaha mencegah kelebihan pembayaran pajak (kredit pajak lebih besar daripada pajak yang sebenarnya terutang) sehingga dapat menghindarkan diri dari pemeriksaan pajak. Apabila laba fiskal mengecil di akhir tahun sementara angsuran pajak tahun berjalan yang dihitung berdasarkan laba tahun sebelumnya telah dibayar, maka wajib pajak kemungkinan mengalami lebih bayar. Untuk menghindari pemeriksaan pajak (karena status lebih bayar), wajib pajak dapat memperbesar beban pajak sedemikian rupa, misalnya dengan memaksimalkan biaya nondeductible, sehingga status perhitungan pajak di akhir tahun tidak lagi lebih bayar, melainkan kurang bayar atau nihil. Langkah ini di tempuh atas pertimbangan bahwa mengorbankan klaim lebih bayar adalah lebih baik dibandingkan dengan kenyataan harus menghadapi pemeriksaan pajak. 

Rabu, 18 April 2012

E-environment economic (E-business E-commerce)

1.      Pendahuluan
1.1  Latar Belakang
     Sejarah perkembangan E-commerce di dunia di mulai dari kemunculan internet yang kemudian terus berkembang sehingga timbulah E-commerce. Internet mulai lahir pada tahun 1969 kelompok peneliti Amerika berhubungan dengan empat komputer di UCLA, Stanford Research Institute, Universitas Utah, dan Universitas California di Santa Barbara. Mereka menciptakan sebuah jaringan untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Istilah perdagangan elektronik berarti pemanfaatan transaksi komersial, seperti pesanan pembelian atau invoice secara elektronik. Berkembang melalui aktivitas yang mempunyai istilah “perdagangan web” melakukan transaksi pembelian dan penjualan barang dan jasa melalui World Wide Web melalui sebuah server yang dianggap aman (HTTPS). WEB mulai dikenal masyarakat luas pada tahun 1994, jurnalis banyak beranggapan bahwa e commerce akan menjadi sebuah sector ekonomi yang nantinya akan berkembang dengan pesat. Baru kurang lebih empat tahun protocol HTTPS memasuki tahap matang dan mulai banyak digunakan oleh masyarakat luas. Antara tahun 1998 dan tahun 2000 banyak pebisnis dari Negara AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.

1.2  Rumusan Masalah
a.     Apa saja ruang lingkup e-commerce?
b.    Bagaimanakah dampak e-business e-commerce terhadap pertumbuhan ekonomi      dunia?
c.     Apa saja manfaat E-business bagi organisasi, konsumen, dan bagi masyarakat luas?
d.    Bagaimana peluang dan tantangan e-commerce bagi bisnis ekonomi?

1.3  Tujuan
a.     Memaparkan ruang lingkup e-commerce
b.    Menjelaskan dampak e-business e-commerce terhadap pertumbuhan ekonomi
c.     Menguraikan manfaat e-business bagi organisasi, konsumen, dan masyarakat
d.    Memaparkan peluang dan tantangan e-commerce bagi bisnis ekonomi


2.   Pembahasan
2.1 Ruang lingkup E-commerce
Pengertian E-commerce
     Sebelum kita melangkah kepembahasan lebih lanjut, ada baiknya kalau kita mengetahui apa itu yang dimaksud e-commerce. Jadi, E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll.
Ruang lingkup e-commerce

Salah satu subset terpenting dan terbesar dari e-business adalah e-commerce, dimana berbagai aktivitas transaksi jual beli dilakukan melalui medium internet. Karena sangat lebarnya spektrum proses dari transaksi jual beli yang ada, sangat sulit menentukan ruang lingkup atau batasan dari domain e-commerce. Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk dapat mengerti batasan-batasan dari sebuah e-commerce adalah dengan mencoba mengkaji dan melihat fenomena bisnis tersebut dari berbagai dimensi, seperti yang dijelaskan berikut ini. :



A. Teknologi

Kontributor terbesar yang memungkinkan terjadinya e-commerce adalah teknologi informasi, dalam hal ini perkembangan pesat teknologi komputer dan telekomunikasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa arena jual beli di dunia maya terbentuk karena terhubungnya berjuta-juta komputer ke dalam sebuah jaringan raksasa (internet). Dari sisi ini e-commerce dapat dipandang sebagai sebuah prosedur atau mekanisme berdagang (jual beli) di internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di sebuah dunia maya yang terdiri dari sekian banyak komputer.

B. Marketing dan “New Consumer Processes”

Dari segi pemasaran, e-commerce sering dilihat sebagai sebuah kanal atau cara baru untuk berhubungan dengan pelanggan. Melalui e-commerce jangkauan sebuah perusahaan menjadi semakin luas karena yang bersangkutan dapat memasarkan produk dan jasanya ke seluruh dunia tanpa memperhatikan batasan-batasan geografis. Dengan cara yang sama pula sebuah perusahaan dapat langsung berhubungan dengan end-comsumers-nya.

C. Economic

E-commerce merupakan sebuah pemicu terbentuknya prinsip ekonomi baru yang lebih dikenal dengan ekonomi digital (digital economy). Di dalam konsep ekonomi ini, semua sumber daya yang dapat didigitalisasikan menjadi tak terbatas jumlahnya (bukan merupakan “scarce of resources”) dan berpotensi menjadi public goods yang dapat dimiliki oleh siapa saja dengan bebas. Di dalam konsep ekonomi ini pula informasi dan knowledge menjadi sumber daya penentu sukses tidaknya para pelaku ekonomi melakukan aktivitasnya. Beragam model bisnis (business model) pun diperkenalkan di dalam konsep ekonomi baru ini yang belum pernah dijumpai sebelumnya. Dari segi produksi, selain physical value chain, diperkenalkan pula konsep virtual value chain yang sangat menentukan proses penciptaan produk dan jasa di dunia maya.

D. Electronic Linkage

Di suatu sisi yang lain, banyak orang melihat e-commerce sebagai sebuah mekanisme hubungan secara elektronis antara satu entiti dengan entiti lainnya. Dengan adanya e-commerce, maka dua buah divisi dapat bekerja sama secara efisien melalui pertukaran data elektronis; demikian juga antara dua buah kelompok berbeda seperti misalnya antara kantor pemerintah dengan masyarakatnya; atau mungkin antara pelanggan dengan perusahaan-perusahaan tertentu.

E. Information Value Adding

Di dalam e-commerce, bahan baku yang paling penting adalah informasi. Sehubungan dengan hal ini, proses pertambahan nilai (value adding processes) menjadi kunci terselenggaranya sebuah mekanisme e-commerce. Konsep ini dikuatkan dengan teori virtual value chain yang menggambarkan bagaimana proses pertambahan nilai diberlakukan terhadap informasi, yaitu melalui langkah-langkah proses: gathering, organizing, selecting, synthesizing, dan distributing.

F. Market-Making

E-commerce dikatakan sebagai market-making karena keberadaannya secara langsung telah membentuk sebuah pasar perdagangan tersendiri yang mempertemukan berjuta-juta penjual dan pembeli di sebuah pasar digital maya (e-market). Di pasar maya ini terjadi perdagangan secara terbuka dan bebas, karena masing-masing penjual dan pembeli dapat bertemu secara efisien tanpa perantara. E-market juga disinyalir sebagai arena pe
rdagangan yang paling efisien karena kecenderungannya untuk selalu mencari bentuk-bentuk perdagangan yang berorientasi kepada pembeli (customer oriented), disamping struktur persaingan antar penjual produk dan jasa yang hampir berada dalam suasana perfect competition.

G. Service Infrastructure

Konsep e-commerce ternyata tidak hanya membuahkan mekanisme transaksi jual beli semata, namun ternyata banyak sekali jasa-jasa baru yang diperlukan sebagai sarana pendukung aktivitas jual beli produk tersebut. Katakanlah jasa dari institusi keuangan untuk menawarkan cara pembayaran secara elektronik, jasa dari vendor aplikasi yang menawarkan cara melakukan transaksi secara aman (secure), jasa dari ISP (internet service provider) yang menawarkan cara mengakses internet dengan cepat dan murah, jasa perusahaan hosting yang menawarkan perangkat penyimpan data maupun situs perusahaan yang bersangkutan, dan lain-lain.

H. Legal, Privacy, dan Public Policy

Sisi terakhir dalam melihat e-commerce adalah mencoba memandangnya dari unsur-unsur semacam hukum, peraturan, kebijakan, proses, dan prosedur yang diberlakukan. Secara tidak langsung terlihat bahwa interaksi perdagangan elektronis yang telah mengikis batas-batas ruang dan waktu mau tidak mau mendatangkan tantangan baru bagi pemerintah dan masyarakat dalam mencoba membuat regulasi tertentu agar di satu pihak terbentuk lingkungan bisnis yang kondusif, sementara di pihak lain hak-hak individu maupun masyarakat dapat terjaga dengan baik.
2.2 Dampak E-business E-commerce terhadap pertumbuhan ekonomi
Terjadinya Pergeseran Paradigma Bisnis
     Implementasi e-business menuntut pergeseran paradigma secarafundamental, dari yang semula Marketplace yang menekankan interaksi secara fisik antara penjual dan pembeli menjadi Marketspace1 yang mengandalkan transaksi elektronik (Rayport & Sviokla,1995).Pergeseran ini ditandai dengan perubahan dari geographic businessmodel ( location based  ) menjadi global business model(virtualmarketspace). Dalam traditional marketplace, lalu lintas informasi, produk/jasa, danpembayaran bersifat fisik (location based). Dengan kata lain, modelbisnis yang berlaku adalah geographic business model. Sebaliknya,dalam dunia virtual marketplace, aliran informasi produk, proseskomunikasi antara produsen dan konsumen, distribusi barang/jasa dantransaksi berlangsung dalam dunia maya/virtual. Dalam dunia virtual,batas-batas geografis sudah tidak lagi relevan, karena model bisnisnyaadalah global business model. Setiap orang yang memiliki akses keinternet dapat mengambil bagian dalam model bisnis mutakhir ini,misalnya dengan melakukan browsing di internet untuk mencari informasi mengenai produk, produsen, dan harga, men-down load perangkat lunak atau data tertentu, mengirime-mail kepada produsen,melakukan chatting dengan konsumen lain, melakukan transaksi pembayaran dengan aneka fasilitas mutakhir (seperti kartu kredit,smart card, internet interface maupun automatic ordering), dan sebagainya. Berbeda halnya dengan traditional marketplace yang mengandalkan atom-based products (benda fisik yang bisa disentuh dengan pancaindera), distribusi fisik dan tempat transaksi; marketspace justru lebih berupa bit-based products(seperti kode-kode instruksi atau bahasa komputer, perangkat lunak semacam netscape atau internet explorer)yang didistribusikan secara elektronik dalam ruang maya.

Sedangkan dampak E-commerce terhadap praktik bisnis
    Dalam kategori pertama,e-commerce berdampak pada akselerasi pertumbuhan direct marketing yang secara tradisional berbasis mail order  (katalog) dan telemarketing. Kemunculan e-commerce memberikan beberapa dampak positif bagi aktivitas pemasaran,diantaranya:
·         Memudahkan promosi produk dan jasa secara interaktif dan
realtime melalui saluran komunikasi langsung via internet
·         Menciptakan saluran distribusi baru yang bisa menjangkau lebihbanyak pelanggan di hampir semua belahan dunia.
·         Memberikan penghematan signifikan dalam hal biaya pengirimaninformasi dan produk terdigitalisasi (contohnya: perangkat lunakdan musik).
·         Menekan waktu siklus dan tugas-tugas administratif (terutamauntuk pemasaran internasional) mulai dari pesanan hinggapengiriman produk.
·         Layanan pelanggan yang lebih responsif dan memuaskan, karenapelanggan bisa mendapatkan informasi lebih rinci dan meresponcepat secara online.
·         Memfasilitasi mass customization yang telah diterapkan padasejumlah produk seperti komputer (Dell Computer Inc.), kosmetik, mobil, rumah, permata. Bingkisan hadiah (gift),kartu ucapan, bunga, asuransi, jasa perjalanan wisata, buku, CD,mebel, arloji, T-shirt, dan berbagai macam produk lainnya.
·         Memudahkan aplikasi one-to-one ataudirect advertisingyang lebihefektif dibandingkan mass advertising.
·         Menghemat biaya dan waktu dalam menangani pesanan, karenasistem pemesanan elektronis memungkinkan pemrosesan yang lebih cepat dan akurat.
·         Menghadirkan pasar maya/virtual (marketspace) sebagai komplemen pasar tradisional (marketplace). Dalam hal             transformasi organisasi, e- commerce mengubahkarakteristik pekerjaan, karir, dan kompensasi. E- commerce menuntut kompetensi, komitmen, kreativitas, dan fleksibilitaskaryawan dalam beradaptasi dengan setiap perubahan lingkunganyang ramping; bercirikan pemberdayaan dan desentralisasiwewenang, beranggotakan knowledge based workers; mampuberadaptasi secara cepat dengan teknologi baru dan perubahanlingkungan (learning          organisation); mampu dan beranibereksperimen dengan produk,    jasa, maupun proses baru; danmampu mengelola perubahan secara             strategik.
    
Sedangkan dalam hal redefinisi organisasi, e- commerce memunculkan model bisnis baru yang berbasis jasa online di       marketspace. Hal ini bisa berdampak pada redefinisi misi organisasidan cara     organisasi menjalankan bisnisnya. Perubahan ini antaralain meliputi peralihan        dari sistem produksi massal menjadipemanufakturan just in time (JIT) yang lebih        customized , integrasiberbagai sistem fungsional (seperti produksi, keuangan,   pemasaran,dan sumber daya manusia), baik secara internal maupun         dengan mitra bisnis dan pelanggan; penerapan sistem pembayaran     baru,seperti electronic cash; penguasaan sistem informasi dan teknologimutakhir; dan       penerapan sistem belajar dan pelatihan online






2.3 Manfaat E-business bagi organisasi, konsumen, dan masyarakat
Manfaat e-commerce bagi organisasi 
·         Memperluas pasar hinggamencakup pasar nasionaldan pasar global, sehinggaperusahaan bisamenjangkau lebih banyakpelanggan, memilihpemasok terbaik, danmenjalin relasi dengan mitrabisnis yang dinilai palingcocok.
·         Menekan biaya menyusun,memproses,mendistribusikan,menyimpan, danmengakses informasiberbasis kertas (paper-based information).
·         Memungkinkan perusahaanmewujudkan bisnis yangsangat terspesialisasi.
·         Menekan biaya persediaandan overhead dengan caramemfasilitasi manajemenrantai nilai bertipe “pull”,yang prosesnya berawaldari pesanan pelanggan danmenggunakanpemanufakturan just-in-time (JIT).
·         Memungkinkan perusahaanuntuk menerapkan Mass customization terhadap produk dan jasanya.
·         Menekan waktu antarapembayaran danpenerimaan produk/jasa.
·         Meningkatkan produktivitaskaryawan melalui rekayasaulang proses bisnis.
·         Menekan biaya telekomunikasi.Manfaat-manfaat lainnya,seperti citra yang lebih baik,layanan pelanggan yanglebih bagus, proses yanglebih sederhana, mitrabisnis yang baru, waktusiklus dan pengiriman yanglebih singkat, aksesterhadap informasi yang lebih luas, biaya transportasi lebih murah dan fleksibilitas yang lebih tinggi, lebih luas, biaya transportasi yang lebih murah, dan fleksibilitas yang lebih tinggi.
           
Manfaat e-commerce bagi konsumen
·         Electronic commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi lain selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi.
·         Electronic commerce meemberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan; mereka bisa memilih berbagai produk dari banyak vendor.
·         Electronic commerce menyediakan produk-produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
·         Dalam beberapa kasus, khususnya pada produk-produk yang digitized, EC menjadikan pengiriman menjadi sangat cepat.
·         Pelanggan bisa menerima informasi relevan secara detail dalam hitungan detik, bukan lagi hari atau minggi.
·         Electronic commerce memungkinkan partisipasi dalam pelelangan maya (virtual auction).
·         Electronic commerce memberi tempat bagi para pelanggan untuk berinteraksi dengan pelanggan lain di electronic community dan bertukar pikiran serta berbagai pengalaman.
·         Electronic commerce memudahkan persaingan, yang pada akhirnya akan menghasilkan diskon secara substansial.
Manfaat e-commerce bagi masyarakat
·         Electronic commerce memungkinkan orang untuk bekerja di dalam rumah dan tidak banyak keluar untuk berbelanja, akibatnya ini akan menurunkan arus kepadatan lalu lintas di jalan serta mengurangi polusi udara.
·         Elctronic commerce memungkinkan sejumlah barang dagangan dijual dengan harga lebih rendah, sehingga orang yang kurang mampu bisa membeli lebih banyak dan meningkatkan taraf hidup mereka.
·         Electronic commerce memungkinkan orang di negara-negara Dunia ketiga dan wilayah pedesan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan tanpa EC. Ini juga termasuk peluang untuk belajar berprofesi serta mendapatkan gelar akademik.
·         Electronic commerce memfasilitasi layanan publik, seperti perawatan kesehatan, pendidikan, dan pemerataan layanan sosial yang dilaksanakan pemerintah dengan biaya yang lebih rendah, dan / atau dengan kualitas yang lebih baik. Layanan perawatan kesehatan, misalnya, bisa menajangkau pasien di daerah pedesaan.


2.4 Peluang dan tantangan E-commerce bagi bisnis ekonomi
     Perkembangan internet berdampak pada perubahan cara organisasi merancang, memproses, memproduksi, memasarkan, dan menyampaikan produk. Lingkup persaingan yang semakin luas juga menuntut integrasi dan koordinasi antara departemen system informasi, pemasaran, layanan pelanggan, dan departemen-departemen lainnya dalam organisasi. Beraneka ragam peluang pemanfaatan internet yang bisa di eksploitasi meliputi:
·         Sumber baru untuk informasi pasar
·         Individualized/customized marketing
·         Cara baru menjalin relasi online dengan pelanggan danmembangun citra merk (interactive marketing);
·         Peluang baru bagi distribusi produk dan komunikasi pemasaran;
·         Dan lain-lain.
Proses penyampaian (delivery ) produk secara digital via internetdiperkirakan diperkirakan bakal semakin marak dalam berbagai sektorbisnis, terutama untuk program perangkat lunak, surat kabar, CDmusik, tiket pesawat, sekuritas, jasa konsultasi, hiburan, perbankan,asuransi, pendidikan, dan perawatan kesehatan (Andersen & Vincze,2000). Sekalipun ada banyak sekali daya pikat e-business (terutama yangberbasis internet), masih ada sejumlah tantangan atau keterbatasan yang harus diatasi. Sebuah survey yang dilakukan oleh majalahInternetWeek pada tahun 1998 mengungkap sejumlah faktor nonteknis yang menghambat perkembangan e-business. Faktor-faktortersebut antara lain: biaya dan justifikasinya (34,8% dari responden);keamanan dan privasi (17,2%), kurangnya trust dan adanya resistensipemakai (4,4%); dan faktor-faktor lainnya seperti belum bakunya standar dan regulasi pemerintah, dinamika e-business sebagai bidang kajian baru, jasa pendukung yang masih terbatas, masih terbatasnyajumlah penjual dan pembeli, potensi gangguan terhadap relasi antar pribadi, dan akses internet yang masih terbatas dan relatif mahal bagi banyak pelanggan potensial


3.  Penutup
       3.1 Simpulan
     Setelah memebaca makalah di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa, e-business e-commerce adalah salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan ekonomi kita. Atau dengan kata lain kita bisa memulai berbisnis dengan cara yang begitu mudah. Dimana kemudahannya membuat kita tidak perlu bertatap muka langsung dengan orang lain, dan tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak buat modal. Sehingga bisnis kita bisa lebih efektif dan efisien.
     Di zaman yang modern ini, akses informasi perkembangannya sudah semakin cepat dan canggih. Sehingga, mengubah paradigma dalam berbisnis
3.2 Saran
     Bahwa pembelian ataupun penjualan melalui sistem e-commerce sangat membantu dalam penghematan waktu dan biaya. Tetapi masalah utama terdapat pada keamana serta penipuan. Dalam pembelanjaan melalui internet sering terjadi berbagai bentuk penipuan dalam rupa penipuan gambar ataupun barang yang tidak kunjung dikirimkan. Sehingga perlu pewaspadaan ekstra dibanding pembelian secara langsung. Bila kita ingin pembelian secara internet lebih dianjurkan kita telah mengetahui tempat penjual itu (bila ada) atau nomor yang dapat kita hubungi. Selain itu, diadakan pelatihan mengenai e-business e-commerce, supaya lebih mengenal eloktronik (update).